celoteh

Penulis : Didik Ariyadi, S.Pd

Aku sering berkhayal, "mungkin enak juga kalau ada mesin waktu yang bisa membawaku pergi kemasa Rasulullah Saw masih hidup.Disana aku bisa melihat tampannya wajah Rasulullah yang penuh dengan keberkahan.Melihat senyumnya merupakan kenikmatan yang tiada tara, sukar dilukiskan, tidak bisa ditukar dengan seluruh harta yang ada didunia. Pasti disana urusan agamaku terjaga. sholatku, puasaku, sedekahku dan semua amal ibadahku. ketika aku salah pasti dia akan menegurku dan menasehatiku dengan penuh kasih sayang, karena dia adalah sebaik-baiknya mursyid dan murabbi".
Paling tidak, ketika aku kembali dengan mesin waktu ke zamanku aku akan menjadi orang sholeh, yang selalu menjaga dirinya dari perbuatan dosa. menjaga akhlaknya dari sifat tercela, dan menjaga hatinya dari perbuatan yang mengundang murka Allah SWT Tapi aku kembali merenung.berpikir. Seandainya aku pergi dengan mesin waktu dan bertemu Rasulullah Saw, mungkin ia akan memarahiku, mungkin menampar wajahku. Karena beliau pasti melihat dari parasku aroma kesesatan. rona wajahku menyiratkan bahwa aku terlalu banyak melakukan maksiat dan dosa. Beliau tahu pasti tahu semua itu, karena Allah memberi keistimewaan pada beliau bisa melihat amal-amal umatnya yang terdahulu ataupun yang akan datang.
Wajahku pasti akan tertunduk malu. badanku mendadak lemah kuyu ketika beliau Saw bertanya tentang kontribusiku terhadap agama yang beliau amanahkan, "Hai didik, apa yang telah kau perbuat untuk agama ini? mana peranmu? apakah kau layak menyebut dirimu muslim? engkau asyik dengan amal pribadimu tapi melupakan saudaramu!engkau merasa cukup dengan sholatmu, puasamu, perbuatan baik yang tidak seberapa-itupun karena ingin dilihat orang, lalu kau merasa berhak untuk menjadi penghuni surga? tidak ! bahkan engkau bukan dari golonganku"
Astaghfirullah, ya Allah ampunilah segala khilafku. aku lupa akan sabda rasulullah Saw : "Siapa saja yang tidak peduli dengan urusan orang mukmin maka dia bukan dari golonganku.